Pages

Jumat, 24 Mei 2013

KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW BAGIAN ARAB


BAB VIII
KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW
BAGIAN ARAB

      ·         Arab itu terbagi atas tiga bagian:
         1.      Arab yang sudah habis
         2.      Arab campuran
         3.      Arab yang datang

Arab yang sudah habis

Bangsa arab yang sudah habis itu sekaliannya anak-anak cucu IRAM bin SAM bin NUH, yaitu beberapa kaum:
1.      ‘Ad
2.      Thamud
3.      Tasm
4.      Jadis
5.      ‘Imliq
6.      Jurhum
7.      Wabar
Dari merekalah Nabi Ismai’il belajar bahasa Arab.

Arab campuran
            Yaitu anak cucu Qahtan.

Arab yang datang
            Yaitu anak cucu Nabi Ismai’il bin Nabi Ibrahim.

Silsilah Nabi dari Pihak ayahnya
            Nabi Muhammad saw keturunan dari anak cucu Nabi Ismai’il yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul-l-Mutholib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luy bin Gholib bin Fihr (Quraish) bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan.
           
            Hingga inlah yang diketahui orang dengan terang akan silsilah Nabi Muhammad SAW, dan atas dari itu tidak diketahui orang satu-persatu hanya diketahui orang bahwa ’Adnan itu keturunan dari Ismail.

Silsilah dari pihak ibunya
            Yaitu Muhammmad bin Aminah binti Wahab bin abdi manaf bin zahroh bin kilab, yaitu daruk kelima bagi nabi dari sebelah ayah.

Hari Lahirnya
            Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah, pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal, tahun Gajah atau 20 April 571 tahun Miladiyah (Kristen)/Masehi.
            Maka di antara lahir Nabi Muhammad dan kelahiran Nabi Isa itu ada 571 tahun. antara Nabi Isa dan wafatnya Musa ada 1716 tahun. antara Musa dan Ibrahim ada 454 tahun. antara Taufan dan Adam ada 2242 tahun. Oleh sebab itu antara Nabi Muhammad dan Nabi Adam ada 6155 tahun. inilah hitungan yang termashur  di antara ahli-ahli tarikh.


Kematian Ibunya
            Tatkala berumur enam tahun, dibawa oleh ibunya ke Madinah melawat keluarganya di san, ketika hendak kembali wafatlah ibunya di sebuah desa yang bernama Abwa’ antara MAKKAH dan MADINAH. Kemudian Nabi SAW dipelihara oleh seorang perempuan yang bernama Ummu Aiman dengan tanggungan kakeknya Abdul Mutholib, seorang dari ketua negeri Makkah.

Kematian Ayahnya
            Nabi Muhammad lahir ke dunia di dalam keyatiman, karena ayahnya telah wafat di Madinah dua bulan sebelun lahirnyam yaitu ketika ia kembali dari berdagang ke negeri Sham, melalui Madinah, dengan sakit keras lalu meninggal disan dengan tidak meninggalkan pusaka apa-apa untuk nabi, selain dari pada lima ekor unta dan seorang hamba perempuan.

Kematian kakeknya
Dua bulan setelah itu, datuknya pula meninggal berumur 140 tahun. kemudian Nabi SAW di tanggung oleh pamannya yaitu Abu Thalib, ayah bagi baginda Ali.

Pengetahuannya
            Nabi Muhammad mulai dari tanggungannya ibunya sampai kepada pemeliharaan kakeknya hingga pamannya yaitu tidak pernah mendapatkab satu apapun pelajaran atau pendidikan membaca dan menulis sama sekali tiada di pelajarinya.

Pelayarannya yang pertama
Tatkala sampai umurnya tiga belas tahun, ia ikut dengan pamannya ke negeri Syam. Inilah pelayarannya yang pertama kali.
            Sesampainya di tempat yang bernama Busra, datang seorang pendeta Yahudi bernama Bahira, seraya berkata kepada Abu Thalib: “Peliharalah baik-baik, anak saudaramu ini, karena kelak akan terbit dari padanya satu perkara yang besar.”

Pelayarannya yang kedua
            Setelah sampai umurnya dua puluh lima tahun, berlayarlah ia kedua kalinya ke sham, membawa dagangan Siti Khodijah bersama dengan seorang hamba bagi Khodijah yang bernama Maisaroh.
            Sekali lagi seorang pendeta yang bernama Nastura pula berpendapat terhadap diri nabi, sebagai pengelihatan Bahira dalam pelayarannya yang pertama.

Nabi kawin
            Kira-kira setelah dua bulan setelah ia kembali dari Makkah dari perdagangannya tadi, kawinlah ia dengan Siti Khodijah yang berumur empat puluh tahun.

Orang-orang Quraisy menjadikan dia hakim
             Ketika sempurnalah umurnya tiga puluh lima tahun timbullah satu keributan di antara orang-orang quraisy yang memperbaiki Ka’bah, berebut hendak meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya, karena mereka merasa mulia siapa yang dapat meletakkan batu itu.
            Dalam hal yang demikian, mereka akan memutuskan akan memjad hakim, barang siapa yang mula-mula masuk Masjidi-l-Haram.
            Kebetulan yang pertama-tama masuk itu Nabi Muhammad SAW, lalu mereka menjadikan dia hakim dengan senang hati.
            Maka Rasulullah SAW membentangkan selendangnya seraya menyuruh masing-masing ketua dari ketua kaum memegang pinggir selendang itu seraya mengangkatnya bersama-sama. Lalu Rasulullah SAW meletakkan batu itu. Lalu Rasulullah SAW meletakkan batu itu pada tempanya yang sekarang ini dengan tangannya sendiri.

Hal-hal dan perangainya
            Dari masa kecil sampai berumur empat puluh tahun, ia berperangai yang terpuji, berkelakuan benar, menyempurnakan janji, amanat, sehingga digelari oleh kaumnya “Muhammad Al-Amin” artinya: Muhammad yang kepercayaan (terpercaya). Tak pernah ia menjalankan sesuatu yang tercela atau ma’siat, yang rata-rata dikerjakan oleh kaumnya.
            Sekalian perangai baik yang ada padanya itu memang sudah sedia dari tabiatnya, bukan diperolehnya dari pelajaran, didikan atau pergaulan, karena ia tidak tahu membaca, dan tidak pula kaumnya dan bangsanya berperangai baik yang patut ditiru.

1 komentar:

  1. subhanallah seneng bgt liat blognya gan jadi terinspirasi ngajar TPA d tmptku,,,ijin copas bleh nda?

    BalasHapus