BAB VIII
KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW
BAGIAN ARAB
·
Arab itu terbagi atas tiga bagian:
1. Arab
yang sudah habis
2. Arab
campuran
3. Arab yang
datang
Arab yang sudah habis
Bangsa arab
yang sudah habis itu sekaliannya anak-anak cucu IRAM bin SAM bin NUH, yaitu
beberapa kaum:
1.
‘Ad
2.
Thamud
3.
Tasm
4.
Jadis
5.
‘Imliq
6.
Jurhum
7.
Wabar
Dari merekalah Nabi Ismai’il
belajar bahasa Arab.
Arab campuran
Yaitu
anak cucu Qahtan.
Arab yang datang
Yaitu anak
cucu Nabi Ismai’il bin Nabi Ibrahim.
Silsilah Nabi dari Pihak ayahnya
Nabi
Muhammad saw keturunan dari anak cucu Nabi Ismai’il yaitu Muhammad bin Abdullah
bin Abdul-l-Mutholib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusay bin Kilab bin Murrah
bin Ka’ab bin Luy bin Gholib bin Fihr (Quraish) bin Mudrikah bin Ilyas bin
Mudar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan.
Hingga
inlah yang diketahui orang dengan terang akan silsilah Nabi Muhammad SAW, dan
atas dari itu tidak diketahui orang satu-persatu hanya diketahui orang bahwa ’Adnan
itu keturunan dari Ismail.
Silsilah dari pihak ibunya
Yaitu
Muhammmad bin Aminah binti Wahab bin abdi manaf bin zahroh bin kilab, yaitu
daruk kelima bagi nabi dari sebelah ayah.
Hari Lahirnya
Nabi Muhammad SAW dilahirkan di
Makkah, pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal, tahun Gajah atau 20 April 571 tahun
Miladiyah (Kristen)/Masehi.
Maka di
antara lahir Nabi Muhammad dan kelahiran Nabi Isa itu ada 571 tahun. antara
Nabi Isa dan wafatnya Musa ada 1716 tahun. antara Musa dan Ibrahim ada 454
tahun. antara Taufan dan Adam ada 2242 tahun. Oleh sebab itu antara Nabi
Muhammad dan Nabi Adam ada 6155 tahun. inilah hitungan yang termashur di antara ahli-ahli tarikh.
Kematian Ibunya
Tatkala
berumur enam tahun, dibawa oleh ibunya ke Madinah melawat keluarganya di san,
ketika hendak kembali wafatlah ibunya di sebuah desa yang bernama Abwa’ antara
MAKKAH dan MADINAH. Kemudian Nabi SAW dipelihara oleh seorang perempuan yang
bernama Ummu Aiman dengan tanggungan kakeknya Abdul Mutholib, seorang dari
ketua negeri Makkah.
Kematian Ayahnya
Nabi
Muhammad lahir ke dunia di dalam keyatiman, karena ayahnya telah wafat di
Madinah dua bulan sebelun lahirnyam yaitu ketika ia kembali dari berdagang ke
negeri Sham, melalui Madinah, dengan sakit keras lalu meninggal disan dengan
tidak meninggalkan pusaka apa-apa untuk nabi, selain dari pada lima ekor unta
dan seorang hamba perempuan.
Kematian kakeknya
Dua bulan setelah itu,
datuknya pula meninggal berumur 140 tahun. kemudian Nabi SAW di tanggung oleh
pamannya yaitu Abu Thalib, ayah bagi baginda Ali.
Pengetahuannya
Nabi
Muhammad mulai dari tanggungannya ibunya sampai kepada pemeliharaan kakeknya
hingga pamannya yaitu tidak pernah mendapatkab satu apapun pelajaran atau
pendidikan membaca dan menulis sama sekali tiada di pelajarinya.
Pelayarannya yang pertama
Tatkala sampai umurnya tiga
belas tahun, ia ikut dengan pamannya ke negeri Syam. Inilah pelayarannya yang
pertama kali.
Sesampainya
di tempat yang bernama Busra, datang seorang pendeta Yahudi bernama Bahira,
seraya berkata kepada Abu Thalib: “Peliharalah baik-baik, anak saudaramu ini,
karena kelak akan terbit dari padanya satu perkara yang besar.”
Pelayarannya yang kedua
Setelah
sampai umurnya dua puluh lima tahun, berlayarlah ia kedua kalinya ke sham,
membawa dagangan Siti Khodijah bersama dengan seorang hamba bagi Khodijah yang
bernama Maisaroh.
Sekali
lagi seorang pendeta yang bernama Nastura pula berpendapat terhadap diri nabi,
sebagai pengelihatan Bahira dalam pelayarannya yang pertama.
Nabi kawin
Kira-kira
setelah dua bulan setelah ia kembali dari Makkah dari perdagangannya tadi,
kawinlah ia dengan Siti Khodijah yang berumur empat puluh tahun.
Orang-orang Quraisy menjadikan dia hakim
Ketika sempurnalah umurnya tiga puluh lima
tahun timbullah satu keributan di antara orang-orang quraisy yang memperbaiki
Ka’bah, berebut hendak meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya, karena mereka
merasa mulia siapa yang dapat meletakkan batu itu.
Dalam
hal yang demikian, mereka akan memutuskan akan memjad hakim, barang siapa yang
mula-mula masuk Masjidi-l-Haram.
Kebetulan
yang pertama-tama masuk itu Nabi Muhammad SAW, lalu mereka menjadikan dia hakim
dengan senang hati.
Maka Rasulullah
SAW membentangkan selendangnya seraya menyuruh masing-masing ketua dari ketua
kaum memegang pinggir selendang itu seraya mengangkatnya bersama-sama. Lalu Rasulullah
SAW meletakkan batu itu. Lalu Rasulullah SAW meletakkan batu itu pada tempanya
yang sekarang ini dengan tangannya sendiri.
Hal-hal dan perangainya
Dari masa kecil sampai
berumur empat puluh tahun, ia berperangai yang terpuji, berkelakuan benar,
menyempurnakan janji, amanat, sehingga digelari oleh kaumnya “Muhammad Al-Amin”
artinya: Muhammad yang kepercayaan (terpercaya). Tak pernah ia menjalankan
sesuatu yang tercela atau ma’siat, yang rata-rata dikerjakan oleh kaumnya.
Sekalian
perangai baik yang ada padanya itu memang sudah sedia dari tabiatnya, bukan
diperolehnya dari pelajaran, didikan atau pergaulan, karena ia tidak tahu
membaca, dan tidak pula kaumnya dan bangsanya berperangai baik yang patut
ditiru.
subhanallah seneng bgt liat blognya gan jadi terinspirasi ngajar TPA d tmptku,,,ijin copas bleh nda?
BalasHapus